Potensi Sumber Daya di Desa Pangkalan Banteng
1. Potensi Sumber Daya Alam
Potensi Sumber Daya Alam Komoditi yang ada di Desa Pangkalan Banteng yaitu, karet, ikan, sayuran, bumbu-bumbu dapur. Buah-buahan masih dapat ditingkatkan untuk produksi. Untuk tanah kosong (lahan kritis) masih tersedia cukup luas untuk menjadi lahan pertanian dan perkebunan dengan luasan 100 Km2, di informasikan masyarakat bahwa tingkat kesuburan dipinggir sungai Kotawaringin Barat, dari pinggir sungai (700 m) baik dan dapat ditanam padi, karet, sawit. Namun, lebih dari 700 m dari pinggir sungai belum dikelola masyarakat. Tanah desa untuk kepentingan publik, dilegalisir sampai camat untuk kelompok tani.
Jenis tanah berupa gambut, liat dan pasir. Ikan-ikan local seperti udang, ikan Patin, Kakap, hiu, pari, dan lainya ada tersedia. Dalam hal ikan yang dipelihara dengan keramba jenis ikannya adalah ikan lele, Patin, nila, dan hasil alam yang lain adalah menyediakan hewan buruan sebagai komoditi pangan, dijual dari kampung ke kampung. Sungai kumai dijadikan alat transportasi oleh masyarakat.
Permasalahan yang terpantau di SDA adalah ada pembatasan akses perburuan hewan terkait aturan BNTS disekitar Desa Pangkalan Banteng. Sedangkan untuk tanaman karet belum pernah dicoba menggunakan bibit unggul di lahan gambut karena selama ini masyarakat hanya menggunakan bibit local saja.
Dengan metode Appreciative Inquiry terungkap bahwa ada kesulitan menjual rotan karena adanya pelarangan eksport rotan mentah nasional sehingga kondisi rotan sekarang tidak dipanen. Dari masyarakat terungkap harga rotan tidak seimbang dengan harga sembako sekarang. Terungkap juga masalahnya belum dapatnya masyarakat mengolah rotan menjadi bahan jadi seperti anyaman rotan.
2. Potensi Sumber Daya Manusia
Masyarakat Pangkalan Banteng lebih banyak berpropesi sebagai petani karet, nelayan dan buruh harian lepas. Selain sebagai petani ada juga sebagai pedagang (termasuk pengumpul karet, ikan), buruh, nelayan, peternak, pengesek kayu, pekerja swasta, penyedot emas, TNI/ Polri, penyedia jasa taksi mobil dan juga PNS.
Tingkat pendidikan masyarakat Pangkalan Banteng lebih banyak lulusan dari SMP/SLTP dan SMA/SLTA.
Sejak tahun 2000 kesadaran masyarakat untuk berkebun karet sudah tumbuh hingga sekarang mereka tetap menjaga kebun karet dan sawit yang ada. Di sini keterampilan ada masyarakat yang terampil membuat industri rumah tangga dan dijual di Pasar tingkat kecamatan, ikan asin, karamba ikan. Sebagai nelayan untuk penangkapan ikan, tidak lagi menggunakan tuba atau setrum namun kembali ke cara alami misalnya dengan marengge da mangilar.
Fasilitas tenaga kesehatan/ medis ada 1 bidan, 1 mantri, 2 bidan kampung, dan dari tenaga medis yang ada, 3 orang memang bersal dari Pangkalan Banteng.
Masyarakat menyatakan tenaga medis yang ada cukup untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada mereka.
Dari pemimpin ritual keagamaan ada 2 orang ustad untuk mengkoordinir atau memimpin setiap kegiatan keagamaan di desa.
Permasalahan yang tepantau di SDM Dari sisi aktivitas masyarakat masih adanya masayarakat yang menebang kayu untuk keperluan non bisnis, sedangkan dari keramba ikan yang ada terpantau belum berjalan optimal kerena di informasikan ada penyakit koreng yang terkena pada ikan keramba.
Potensi Sumber Daya Alam Komoditi yang ada di Desa Pangkalan Banteng yaitu, karet, ikan, sayuran, bumbu-bumbu dapur. Buah-buahan masih dapat ditingkatkan untuk produksi. Untuk tanah kosong (lahan kritis) masih tersedia cukup luas untuk menjadi lahan pertanian dan perkebunan dengan luasan 100 Km2, di informasikan masyarakat bahwa tingkat kesuburan dipinggir sungai Kotawaringin Barat, dari pinggir sungai (700 m) baik dan dapat ditanam padi, karet, sawit. Namun, lebih dari 700 m dari pinggir sungai belum dikelola masyarakat. Tanah desa untuk kepentingan publik, dilegalisir sampai camat untuk kelompok tani.
Jenis tanah berupa gambut, liat dan pasir. Ikan-ikan local seperti udang, ikan Patin, Kakap, hiu, pari, dan lainya ada tersedia. Dalam hal ikan yang dipelihara dengan keramba jenis ikannya adalah ikan lele, Patin, nila, dan hasil alam yang lain adalah menyediakan hewan buruan sebagai komoditi pangan, dijual dari kampung ke kampung. Sungai kumai dijadikan alat transportasi oleh masyarakat.
Permasalahan yang terpantau di SDA adalah ada pembatasan akses perburuan hewan terkait aturan BNTS disekitar Desa Pangkalan Banteng. Sedangkan untuk tanaman karet belum pernah dicoba menggunakan bibit unggul di lahan gambut karena selama ini masyarakat hanya menggunakan bibit local saja.
Dengan metode Appreciative Inquiry terungkap bahwa ada kesulitan menjual rotan karena adanya pelarangan eksport rotan mentah nasional sehingga kondisi rotan sekarang tidak dipanen. Dari masyarakat terungkap harga rotan tidak seimbang dengan harga sembako sekarang. Terungkap juga masalahnya belum dapatnya masyarakat mengolah rotan menjadi bahan jadi seperti anyaman rotan.
2. Potensi Sumber Daya Manusia
Masyarakat Pangkalan Banteng lebih banyak berpropesi sebagai petani karet, nelayan dan buruh harian lepas. Selain sebagai petani ada juga sebagai pedagang (termasuk pengumpul karet, ikan), buruh, nelayan, peternak, pengesek kayu, pekerja swasta, penyedot emas, TNI/ Polri, penyedia jasa taksi mobil dan juga PNS.
Tingkat pendidikan masyarakat Pangkalan Banteng lebih banyak lulusan dari SMP/SLTP dan SMA/SLTA.
Sejak tahun 2000 kesadaran masyarakat untuk berkebun karet sudah tumbuh hingga sekarang mereka tetap menjaga kebun karet dan sawit yang ada. Di sini keterampilan ada masyarakat yang terampil membuat industri rumah tangga dan dijual di Pasar tingkat kecamatan, ikan asin, karamba ikan. Sebagai nelayan untuk penangkapan ikan, tidak lagi menggunakan tuba atau setrum namun kembali ke cara alami misalnya dengan marengge da mangilar.
Fasilitas tenaga kesehatan/ medis ada 1 bidan, 1 mantri, 2 bidan kampung, dan dari tenaga medis yang ada, 3 orang memang bersal dari Pangkalan Banteng.
Masyarakat menyatakan tenaga medis yang ada cukup untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada mereka.
Dari pemimpin ritual keagamaan ada 2 orang ustad untuk mengkoordinir atau memimpin setiap kegiatan keagamaan di desa.
Permasalahan yang tepantau di SDM Dari sisi aktivitas masyarakat masih adanya masayarakat yang menebang kayu untuk keperluan non bisnis, sedangkan dari keramba ikan yang ada terpantau belum berjalan optimal kerena di informasikan ada penyakit koreng yang terkena pada ikan keramba.